Kalau kita melihat film Jurassic Park dan The Lost World maka kita
akan menyaksikan dinosaurus-dinosaurus yang telah digambarkan dengan
begitu menarik oleh Steven Spielberg. Namun apakah sebenarnya dinosaurus
itu ?
Sekarang ini setiap orang sudah mendengar mengenai
dinosaurus. Dari anak-anak sampai orang dewasa telah melihat gambar
mereka dan banyak orang mengira dinosaurus-dinosaurus itu telah punah 65
juta tahun sebelum manusia ada di bumi. Pandangan mengenai dinosaurus
ini sangat berhubungan erat dengan teori evolusi.
Para penganut paham evolusi mengatakan bahwa dinosaurus pernah hidup
di bumi ini antara 65 sampai 230 juta tahun yang lalu. Dinosaurus
ditemukan hanya di 3 kolom geologis yaitu : Triassic, Jurassic, dan
Cretaceous. Evolusionis menamakan tiga lapisan tanah tersebut dengan
nama zaman Mesozoic. Itulah zaman yang mereka berikan untuk zaman
dinosaurus. Menurut mereka makhluk-makhluk ini punah pada akhir zaman
Mesozoik (Cretaceous). Teori evolusi mengajarkan bahwa dinosaurus sudah
punah kira-kira 65 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi.
Pandangan dari teori evolusi berbeda dari para ilmuwan yang percaya
pada teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan
tersebut berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun yang
lalu namun hidup bersama-sama dengan manusia. Dinosaurus diciptakan oleh
Tuhan dan bukan melalui evolusi reptil.
Sejarah Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang mereka sangat besar ketika ditemukan tahun 1677 oleh
Dr. Robert Plot. Tulang-tulang itu dikira adalah tulang gajah raksasa.
Nama pertama yang diberikan kepada binatang ini adalah Scrotum humanum.
Hal ini terjadi 2 abad sebelum nama “dinosaurus” dimunculkan.
Pada 1822, Mary Anne Mantell berjalan-jalan di sebuah jalan raya di
Sussex. Berdasarkan tradisi, ia menemukan sebuah tulang yang berkilau
ditimpah sinar matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk
ditunjukkan kepada suaminya Dr. Gideon Mantell, dokter Inggris dan
pemburu fosil amatir. Dr Mantell mengumumkan bahwa tulang tersebut
mempunyai sebuah gigi yang lebih besar dari reptil modern. Ia
menyimpulkan bahwa tulang ini adalah tulang reptil pemakan tumbuhan yang
sudah punah dengan gigi seperti seekor iguana. Pada tahun 1825, Dr
Mantell menamakan fosil tersebut Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantelllah
yang mempopulerkan jaman reptil-reptil. Tahun 1841 anatomis dan
paleontologis Inggris, Sir Richard Owen, yang secara kebetulan adalah
lawan terkuat Charles Darwin, menemukan kata “dinosaurus”. Secara
teknis, dinosaurus menunjuk pada makhluk raksasa yang menyerupai reptil
yang hidup di darat bukan di air. Kata ini berarti “kadal yang
mengerikan”. Tulang rahang Tyrannosaurus rex, panjang 6 kaki dengan gigi
6 inchi panjangnya, tentunya cocok dengan nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau
Berevolusi ?
Sejak penemuan Dr. Mantell, fosil-fosil dinosaurus telah ditemukan di
beberapa benua di dunia, dari jauh ke utara seperti Alaska dan jauh ke
selatan seperti Antartika. Dinosaurus itu ada dalam berbagai ukuran,
bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus merupakan studi kasus yang
menarik untuk membuktikan penciptaan atau teori evolusi. Ada berbagai
jenis dinosaurus. Beberapa berukuran kecil seperti ayam dan yang lain
ada yang berukuran sangat besar sehingga beratnya kira-kira 8 ton.
Banyak dari antara dinosaurus tersebut mempunyai struktur tulang yang
lain dari biasanya. Karena itu, jika dinosaurus berevolusi dari sekitar
230 juta tahun yang lalu, dimulai dari sejenis reptil (menurut
kepercayaan evolusionis), maka harus ada ribuan makhluk perantara.
Selama jangka waktu tersebut, jutaan dinosaurus hidup dan mati. Kalau
teori evolusi benar, museum-museum dapat menampilkan ribuan bentuk
transisi reptil–dinosaurus yang tak dapat dibantah. Jika penciptaan
benar, setiap jenis dinosaurus muncul dalam bentuk yang sudah jadi dari
sejak permulaan dicipta, tidak ada jenis fosil perantara yang
mengisyaratkan bahwa dinosaurus ini berevolusi dari seekor nenek
moyangnya.
Fosil-fosil dinosaurus menunjukkan dengan sangat jelas bahwa tiap
satu jenis dinosaurus yang ditemukan sudah dalam bentuk utuh, tidak ada
bukti bahwa binatang ini berevolusi dari jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Kalau kita mengunjungi musim kelas dunia, kita akan menemukan banyak
sekali bukti mengenai dinosaurus. Tulang-tulang dan tengkorak telah
digali dari bumi dan semuanya menunjukkan adanya makhluk hidup yang
sangat besar yang pernah hidup di bumi. Tetapi ketika tulang-tulang itu
disusun, ilmuwan tidak selalu membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap
orang telah mendengar atau melihat gambar Brontosaurus dengan lehernya
yang panjang, tetapi tidak banyak orang yang tahu bahwa Brontosaurus itu
adalah sebuah kesalahan. Ilmuwan-ilmuwan menemukan bahwa mereka telah
menaruh fosil kepala yang salah pada fosil badan yang salah pula. Dua
peneliti dari Institut Carnegie telah membuktikan bahwa tulang-tulang
Brontosaurus di 5 museum utama, termasuk di museum Carnegie sendiri,
telah menaruh kepala yang salah. Kedua orang itu, pada tahun 1979, telah
memberitahukan media cetak bahwa deskripsi yang diberikan oleh Dr. O.C.
Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale, berdasarkan data tulang
kepala yang salah.
Dalam artikel “Scientist Claim Brontosaurus Given Wrong Head”
(Pittsburgh: Associated Press, October 10, 1979), Berman menjelaskan
bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang kepala yang ditemukan 3 atau 4
mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi tidak ada orang yang
mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal ini dalam artikelnya.
Tidak ada bukti bahwa tulang kepala ini ada hubungannya dengan
Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s Dinosaurus yang
ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have, Connecticut: Yale
University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian setelah diberikan kepala yang baru pada Brontosaurus maka
makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah itu
sebenarnya milik dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya yaitu
Apatosaurus. Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena
alasan itu maka Brontosaurus tidak disebut dalam The New Dinosaur
Dictionary karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New
Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui bahwa pada saat ilmuwan mengali
sejumlah tulang-tulang, mereka tidak menemukan tulang tersebut beserta
dagingnya. Walaupun mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara
lengkap (dan biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian
saja), mereka hanya mempunyai data 40 persen untuk menjelaskan bagaimana
rupa makhluk tersebut. Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana
warna binatang itu atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil
mengenai makanan dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan
Hadrosaurus merupakan pengecualian karena isi perutnya ada yang
ditemukan dalam bentuk fosil yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus
memangsa Tenontosaurus juga ditemukan. Makanan kebanyakan dinosaurus
hanya dapat diduga-duga saja berdasarkan data yang didapat oleh para
peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi tajam
yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya tetapi
bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika merekonstruksi dinosaurus yang
besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan membuat berbagai asumsi. Seperti,
beberapa pernyataaan mengenai apa yang dinosaurus lakukan atau di mana
mereka tinggal adalah penuh dengan dugaan-dugaan belaka. Dalam film The
Lost World dibicarakan mengenai tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar
hasil cloning ini bisa mencium bau asap rokok dari jarak beberapa mil,
punya intelegensi yang tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa
balas dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal tersebut yang bisa
diketahui dari fosil tulang belulang dinosaurus.
Sebagai contoh mari kita meneliti fosil Unenlagia comahuensis yang
ditemukan oleh paleontologi Fernando Novas yang dimuat di harian Kompas,
Senin, 26 Mei 1997. Dari tulang yang ada maka ia mencoba menyusun suatu
makhluk dinosaurus yang nantinya berevolusi menjadi burung.
Gambar di dalam diatas
menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang sehingga menjadi bentuk
dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang yang ditemukan sedangkan
gambar hitam menunjukkan gambar rekonstruksi. Saudara dapat menemukan
bagaimana tulang yang sangat sedikit itu direkonstruksi menjadi
dinosaurus yang lengkap. Bagaimana ia dapat menggambarkan kepala
dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam sedangkan tidak ditemukan
tulang kepala beserta giginya. Bagaimana ia menerka panjang lehernya
sedangkan tulang lehernya tidak ditemukan. Bagaimana ia menerka panjang
ekornya sedangkan tulang ekornya tidak ditemukan. Mungkin saja ia
berekor pendek, sedangkan makhluk itu direkonstruksi berekor panjang.
Bagaimana ia merekonstruksi lengan bawah lengkap beserta jari-jarinya
sedangkan yang ditemukan hanya tulang lengan atas. Jelas disini bahwa
ilmuwan menggunakan daya imajinasinya (yang mungkin salah) untuk
merekonstruksi tulang belulang yang ia temukan. Bentuk dari dinosaurus
ini saja masih perlu kita pertanyakan apalagi jika diduga bahwa
dinosaurus ini berevolusi menjadi burung.
Benarkah Archaeopteryx adalah nenek
moyang burung ?
Archaeopteryx/Arkheopteriks adalah burung. Ia mempunyai kaki-kaki
yang dapat mencengkeram, sayap-sayap seperti burung, bulu-bulu seperti
bulu burung modern, tempurung kepala seperti burung, dan sebuah furcula
(tulang selangka burung). Selain itu, ia terbang! Lebih jauh lagi,
walaupun fosil Archaeopteryx pertama kali ditemukan 1861, fosil-fosil
lain yang ditemukan sejak saat itu tidak ada satu pun yang menunjukkan
bentuk transisi antara reptil dan Archaeopteryx atau antara
Archaeopteryx dan burung-burung. Jika reptil berevolusi menjadi burung
maka akan ditemukan ribuan makhluk transisi yang hidup dan mati, yang
meninggalkan jejak dalam bentuk fosil.
Walaupun bukti yang memberatkan dan bertentangan ini ada namun banyak
evolusionis mempertahankan pendapat bahwa Archaeopteryx adalah bentuk
transisi antara reptil dan burung. Mereka menunjuk pada bukti bahwa
burung ini mempunyai cakar di kedua sayapnya, gigi, dan beberapa ciri
khas yang tampak seperti reptil. Beberapa orang menyatakan bahwa ciri
khas ini mengindikasikan bahwa Archaeopteryx berevolusi dari reptil.
Tetapi, beberapa burung purba mempunyai gigi. Dengan bukti yang sama
juga ternyata banyak burung purba yang tidak mempunyai gigi. Intinya
adalah tidak ada fosil yang ditemukan yang menyatakan terjadinya
kehilangan gigi secara terus-menerus/perlahan-lahan hilang pada
burung-burung. Mereka ada yang mempunyai gigi dan ada yang tidak! Hal
ini tidak mengejutkan karena hal ini juga terjadi pada beberapa binatang
bertulang belakang lainnya. Beberapa ikan mempunyai gigi, beberapa
amfibi mempunyai gigi, dan beberapa reptil mempunyai gigi. Tetapi ada
ikan, dan amfibi, dan reptil yang tidak punya gigi! Kebanyakan mamalia
punya gigi, tetapi beberapa tidak. Keberadaan atau ketidakberadaan gigi
tidak mengkonfirmasi atau menyangkal teori evolusi atau penciptaan.
Apakah adanya cakar pada sayap membuktikan transisi reptil dan burung ?
Tidak, karena ada paling sedikit 3 burung yang hidup sekarang yang juga
mempunyai cakar di sayapnya. Hoatzin, burung yang hidup di Amerika
Selatan, mempunyai cakar di sayapnya ketika masih muda. Hal ini juga
terjadi pada touraco, burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3
cakar pada sayapnya, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengusulkan
bahwa ketiga burung ini adalah binatang perantara reptil dan burung
karena mereka hidup pada saat ini.
Beberapa tahun lalu, paleontologis (ahli fosil) menemukan fosil dari
burung modern dan menyimpulkan, dari bukti, bahwa burung modern itu
hidup pada waktu yang sama dengan Archaeopteryx. Archaeopteryx tidak
bisa menjadi nenek moyang burung jika burung modern dan Archaeopteryx
hidup pada waktu yang bersamaan.
Baru-baru ini, paleontologis menemukan fosil-fosil dari seekor burung
di Texas yang diduga hidup 75 juta tahun sebelum Archaeopteryx. Jika
kita mengikuti pola pikir evolusionis maka burung ini seharusnya lebih
menyerupai reptil daripada Archaeopteryx. Tetapi makhluk ini lebih
menyerupai burung daripada Archaeopteryx! Ilmuwan yang percaya teori
penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx bukan seekor binatang
perantara reptil dan burung, tetapi adalah burung, khusus diciptakan
Tuhan dan terpelihara untuk kita dalam bentuk catatan fosil.
Benarkah Dinosaurus Punah 65 Juta
Tahun
Sebelum Manusia Berevolusi ?
Mari kita melihat bukti secara ilmiah di Sungai Paluxy, dekat Glen
Rose, Texas, Amerika Serikat. Ken Ham dan John Mackay dari Creation
Science Foundation telah datang melakukan kunjungan ke Paluxy untuk
menyelidiki sisa-sisa bekas peninggalan yang ditemukan orang sebagai
bukti yang meyakinkan tentang adanya bekas jejak kaki manusia di
tengah-tengah bekas jejak kaki dinosaurus. Jika dinosaurus sudah punah
65 juta tahun sebelum manusia berevolusi maka bagaimana mungkin ada
jejak dinosaurus bersama jejak manusia di lapisan tanah yang sama. “Kami
juga menemukan bukti-bukti tambahan di Sungai Paluxy yang dapat
menghapus paham evolusi mengenai skala waktu geologis. Pada lapisan yang
paling atas dari batu-batuan di sungai itu, yang diperkirakan usianya
oleh para ahli kaum evolusi hanya berusia 25 juta tahun, dengan jelas
sekali kami menemukan bekas jejak kaki dinosaurus. Menurut paham kaum
evolusi fosil-fosil ini mestinya tidak boleh terdapat pada lapisan yang
paling atas (yang berusia 25 juta tahun) karena binatang dinosaurus
sudah punah sejak 65 juta tahun lalu. Jadi, dengan menggunakan metode
perhitungan waktu (skala waktu geologis) yang dipergunakan oleh kaum
evolusi sendiri, yang juga mengabaikan adanya bekas jejak kaki manusia,
maka sisa-sisa fosil di Sungai Paluxy itu telah menaklukan paham evolusi
mengenai skala waktu geologis (maksudnya skala waktu geologis tidak
akurat dan salah)!”
Dr. Clifford Wilson, seorang pengarang buku terkenal dari kota
Melbourne dan ahli ilmu purbakala yang tersohor, “pada hakekatnya telah
membuat penggalian dan menemukan bekas jejak kaki di sekitar Sungai
Paluxy dan telah menemukan bekas jejak kaki manusia.” Letter, 5 April
1984.
Dr. John D. Morris dalam bukunya Tracking Those Incredible Dinosaurus
menyatakan bahwa 1) jejak dinosaurus dan bekas kaki manusia telah
ditemukan untuk pertama kalinya dan dibuat fotonya dalam tahun 1908. 2)
Jejak kaki manusia telah ditemukan pada kurang lebih 20 tempat di
sekitar Sungai Paluxy sehingga memberikan bobot bukti yang meyakinkan
sekali. 3) Bekas jejak kaki manusia yang ditemukan oleh rombongan Leaky
di Afrika Timur dan diterima secara luas oleh kaum evolusionis sebagai
penemuan yang murni adalah tidak begitu jelas seperti penemuan Sungai
Paluxy, yang justru telah ditolak oleh mereka karena mereka menganggap
manusia itu tidak mungkin hidup sezaman dengan dinosaurus.
Dennis R Petersen, M.A. (Master of Art in Museum Administration)
dalam bukunya Unlocking The Mysteries of Creation halaman 143 menyatakan
ada beberapa puzzle misteri di Sungai Paluxy. Beberapa jejak seperti
jejak beruang dan kucing telah ditemukan juga di sana. Pertanyaan yang
timbul adalah bagaimana mungkin binatang-binatang ini (yang mestinya
belum berevolusi) kembali ke masa jutaan tahun sebelumnya yaitu di zaman
dinosaurus. Atau mereka hidup pada zaman yang sama dengan dinosaurus ?
Pada halaman terdepan dari surat kabar harian Sydney Morning Herald,
edisi sore, tanggal 21 November 1983, terdapat sebuah laporan berupa
berita yang sangat berkaitan dengan masalah jejak manusia dan
dinosaurus. Penemuan ini mungkin merupakan hal yang paling penting yang
datangnya dari sebuah kantor berita negara komunis yang tidak ber-Tuhan:
“Sebuah laporan dari Kantor Berita Soviet, Tass, menyatakan bahwa
kurang lebih 1500 bekas jejak peninggalan binatang dinosaurus telah
ditemukan di Turkmenia, akan tetapi di antara jejak kaki ada terdapat
jejak yang mirip jejak kaki manusia. Menurut keterangan Profesor
Ammaviyazov, Direktur Institut Geologi Turkmenia, “Apabila analisa lebih
lanjut membuktikan bahwa jejak kaki itu adalah bekas peninggalan
makhluk anthropoid, maka sejarah umat manusia (menurut kaum evolusionis)
haruslah diperluas sampai 150 juta tahun jauhnya, dan bukan saja 5 juta
tahun.” Tetapi kaum kreasionis tetap tidak menerima bahwa manusia
mengalami evolusi.
Jejak di Sungai Paluxy maupun di Turkmenia ini menyebabkan kaum
evolusionis mau tidak mau seharusnya menerima bahwa dinosaurus tidak
punah 65 juta tahun sebelum manusia berevolusi. Tetapi jika mereka
bersikeras untuk menyatakan bahwa manusia saat itu belum ada, maka
mungkin gambar ilustrasi ini dapat menjelaskannya.
SUNGAI PALUXY :
Bukti-Bukti
Lain Bahwa Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus
Banyak kebudayaan di dunia yang mempunyai legenda Naga. Legenda Naga ini
ada di China, Jepang, Australia, Amerika Selatan, India, Eropa,
Inggris, Yahudi dan di Amerika. Kalau naga hanyalah merupakan daya
khayal manusia, mengapa legenda ini ada di beberapa kebudayaan bukan
hanya terdapat pada satu bangsa saja? Diduga bahwa makhluk ini
sebenarnya adalah dinosaurus.
Ada sebuah cerita mengenai
pahlawan bangsa Sumeria 3000 tahun SM yang bernama Gilgamesh. Ia pergi
ke sebuah hutan terpencil untuk menebang pohon Cedar kemudian menemukan
seekor naga jahat yang besar. Ia membunuh naga tersebut dan memotong
kepalanya sebagai tanda kemenangannya. Ketika Alexander Agung dan
prajuritnya tiba di India, mereka menemukan bahwa penduduk asli India
menyembah reptil yang sangat besar yang mereka simpan di gua-gua. China
sangat terkenal dengan cerita naganya, dan naga selalu ditonjokan dalam
guci, sulam-menyulam, dan ukiran China. Inggris mempunyai cerita
mengenai St. George yang membunuh naga yang hidup di sebuah gua.
Pada abad ke-10 seorang Irlandia mencatat perjumpaannya dengan seekor
makhluk yang rupanya seperti Stegosaurus. Pada tahun 1500-an, sebuah
buku scientific Eropa, Historia Animalium, mencatat beberapa jenis
binatang, yang bagi kita adalah dinosaurus, masih hidup pada saat itu.
Seorang ahli ilmu pengetahuan alam terkenal, Ulysses Aldrovandus,
mencatat sebuah pertemuan antara seorang petani bernama Baptista dan
seekor naga yang ciri-cirinya mirip dengan dinosaurus Tanystropheus.
Pertemuan itu terjadi tanggal 13 Mei 1472 dekat Bologna di Itali, dan
petani itu membunuh naga tersebut. Jadi bukti dari keberadaan dinosaurus
pada sejarah umat manusia sangat kuat.
Stegosaurus
Terdapat laporan-laporan yang menyatakan penampakan dinosaurus pada
akhir-akhir ini. Pada Science Digest, Juni 1981 dan Science Frontiers
No. 33 tahun 1983, penyelidik dan penduduk di Afrika melaporkan
penampakan makhluk seperti dinosaurus. Deskripsi yang diberikan cocok
dengan rupa dinosaurus. Dalam Melbourne Sun, 6 Februari 1980, lebih dari
40 orang mengklaim bahwa mereka melihat plesiosaurus dari pantai
Victorian Australia akhir-akhir ini. Mungkin benar bahwa monster Loch
Ness (jika monster ini benar-benar ada) adalah seekor variasi dari
Plesiosaurus (dinosaurus yang hidup di air) yang masih hidup sampai
sekarang. Bukan hal yang memalukan bagi kaum kreasionis jika seseorang
menemukan Tyrannosaurus rex hidup di hutan. Tetapi hal ini jelas-jelas
akan memalukan bagi seorang evolusionis.
Dinosaurus di Dalam Alkitab :
Lewiatan (reptil laut) dan Behemot.
Apakah dinosaurus terdapat juga dalam buku yang paling tua, yang
pernah ditulis oleh manusia, yang masih ada sampai kini ?
Alkitab berkata, “Allah menciptakan binatang-binatang laut yang
besar” (Kejadian 1:21) . Allah melukiskan salah satu binatang laut itu
kepada Ayub (kira-kira 2.000 tahun SM). Dalam bahasa Yunani makhluk itu
disebut lewiatan (Ayub 40:20), dan Alkitab bahasa Indonesia menyebutnya
buaya. Makhluk ini sangat besar dan kuat, sehingga orang tidak dapat
menangkapnya dengan kail, atau melukainya dengan pedang atau lembing
(Ayub 41:17). Sebenarnya kita tidak tahu jelas makhluk laut apa yang
Allah maksudkan dalam kitab Ayub ini. Tapi Allah berkata, “Tidak ada
taranya di atas bumi, itulah makhluk yang tidak mengenal takut” (Ayub
41:24).
Nampaknya mustahil ada makhluk yang dapat menyemprotkan lidah api
dari mulutnya. Tapi Alkitab berkata, “Dari dalam mulutnya keluar suluh
dan berpancaran bunga api” (Ayub 41:10). Berdasarkan ayat ini tidaklah
salah berpendapat bahwa makhluk raksasa itu bukanlah buaya. Dan belum
pernah ada buaya atau binatang reptil lainnya yang menyemburkan bunga
api dari mulutnya. Kita mengenal dan mengagumi kunang-kunang. Kita tahu,
bila malam tubuh kunang-kunang memancar berkelip-kelip sinar jernih
benderang. Itu merupakan bukti nyata, bahwa ‘menyemburkan’ api bukanlah
mustahil bagi makhluk ciptaan Allah. Kita juga mengenal cerita naga yang
menyemburkan api dari mulutnya, dari mana ide naga yang menyemburkan
api jika hal ini hanya khayalan manusia ?
Alkitab melaporkan bahwa Allah berfirman kepada Ayub, “Perhatikan
kuda Nil, yang telah Ku-buat seperti juga engkau” (Ayub 40:10).
Dalam Alkitab bahasa Ibrani yang disebut bukanlah kuda Nil, melainkan
BEHEMOT. Artinya binatang raksasa yang luar biasa besarnya dan luar
biasa kuatnya. Allah mengatakan bahwa Behemot itu mempunyai
tulang-tulang seperti pembuluh tembaga. Kerangka tubuhnya seperti batang
besi, dan ekornya seperti pohon aras (lihat Ayub 40:11-19).
Gambaran itu menyatakan bahwa binatang yang dimaksud bukanlah kuda
Nil dan bukan pula gajah karena ekor mereka tidak sebesar kayu aras
(kayu libanon, yang besar-besar) . Dan para ahli (dari kaum kreasionis.
Ct. Henry M. Morris) percaya bahwa BEHEMOT itu adalah dinosaurus,
binatang raksasa yang sangat menakjubkan.
Allah menyuruh Ayub ke Sungai Yordan memperhatikan makhluk luar biasa
ini. Allah berfirman, “Sesungguhnya, biarpun sungai sangat kuat
arusnya, ia tidak gentar” (40:18). Pada musim semi, salju di Gunung
Libanon – kira-kira 80 km di utara dari Sungai Yordan – mencair. Luapan
air cairan salju itu, deras menggemuruh turun ke Sungai Yordan. Sungai
yang biasanya tenang itu, berubah menjadi ganas. Tapi gemuruh air sungai
ini, sama sekali tidak mengusik dinosaurus yang berleher panjang.
Alkitab berkata, “Ia tetap tenang, walaupun Sungai Yordan meluap melanda
mulutnya” (Ayub 40:18b).
BEHEMOT cukup mengangkat kepalanya lebih tinggi sedikit, untuk
menahan dan melahap pohon yang dihanyutkan luapan air.
Allah menyuruh Ayub memperhatikan dinosaurus – makhluk raksasa itu.
Itu berarti dinosaurus pernah hidup di bumi pada zaman Ayub.
Kapan Dinosaurus Diciptakan ?
Pada hari ke-5 Allah mulai mengisi bumi dengan binatang-binatang.
Alkitab berkata, “Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar
dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam
air” (Kejadian 1:21). ‘Binatang-binatang laut yang besar’ itu termasuk
Lewiatan raksasa. Itu disebut dalam Ayub pasal 41 dan Mazmur 104:26.
Allah juga menciptakan ikan-ikan paus dan jenis ikan-ikan besar.
Kejadian 1:21 mengatakan bahwa ‘segala jenis burung yang bersayap’ juga
diciptakan pada hari ke-5.
Pada hari ke-6, yakni hari terakhir penciptaan, “Allah menjadikan
segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi’. Ingatlah, dinosaurus juga termasuk
binatang melata. Lalu “Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya …
laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka” (Kejadian 1:25,27).
Banyak orang tidak mempercayai apa yang Allah katakan tentang
penciptaanNya atas makhluk-makhluk melata. Mereka berpendapat bahwa
binatang berasal dari zat kimia dalam air, melalui proses evolusi yang
memerlukan ribuan juta tahun. Allah yang mengetahui segala sesuatu
sebelum hal itu terjadi, tahu persis bahwa manusia tidak akan
mempercayai Dia. Mungkin itulah sebabnya Allah sampai tiga kali
menegaskan kepada kita (kejadian 1:24,25,26), bahwa Ia menjadikan semua
makhluk melata pada waktu yang sama, ketika Ia menciptakan manusia –
laki-laki dan perempuan.
Allah menciptakan dinosaurus darat termasuk Behemot perkasa, pada
hari ke-6 penciptaan-Nya (Ayub 40:15). Pada mulanya Allah menciptakan
mereka jinak, sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan. Alkitab berkata, “…kepada
segala binatang di bumi … yang bernyawa, Kuberikan segala
tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya” (Kejadian 1:30). Pada mulanya
segala makhluk itu makan tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan buah-buahan.
Mereka tidak saling memangsa. Tapi setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam
dosa, banyak binatang menjadi pemakan daging.
Mengapa Dinosaurus Punah ?
Ada beberapa kemungkinan yang dikemukakan baik oleh para evolusionis
maupun dari orang lain. Mereka berkata ada satu benda raksasa dari luar
angkasa jatuh menghantam lautan, mengakibatkan punahnya beberapa makhluk
laut. Mereka mengatakan juga, bahwa kemudian ada benda lain yang
membentur bumi, sehingga menyebabkan dinosaurus-dinosaurus
berangsur-angsur punah. Yang lain mengatakan bahwa punahnya dinosaurus
akibat radiasi dari bintang yang meledak. Ada lagi yang mengatakan
akibat wabah virus dinosaurus. Ada yang mengatakan akibat serangan
diare, hujan meteor (lihat majalah Time edisi 6 May 1985), dsb.
Menurut Kaum Kreasionis.
Bumi kita yang sekarang ini sangat berbeda dari bumi pra-Air Bah.
Allah menempatkan lapisan uap air di atas atmosfir di sekeliling bumi
(Kejadian 1:6-8). Adam, Kain, Nuh dan orang lain yang hidup sebelum
zaman Air Bah, tidak dapat melihatnya. Lapisan uap air itu tidak
terlihat oleh mata kita. Kita dapat melihat matahari pada siang hari,
bulan dan bintang-bintang pada malam hari. Tapi kita melihatnya melalui
pantulan lapisan uap air itu.
Lapisan uap air itu adalah bagian dari rencana agung Allah. Lapisan
uap air itu menjaga dan memelihara penguapan suhu bumi. Karena itulah
pada zaman itu tidak ada daerah yang terus menerus dingin di bumi,
bahkan di Kutub Utara atau di Kutub Selatan. Suhu udara di seluruh bumi
tetap sama sepanjang tahun. Cuaca yang hangat dan lembab, mirip sekali
dengan udara dalam rumah kaca zaman sekarang, kalau kita masuk ke
dalamnya.
Para ilmuwan mengatakan bahwa sinar ultra-violet dari matahari
berbahaya bagi kehidupan setiap makhluk di bumi. Selama 1,600 tahun
lapisan uap yang tidak kelihatan itu melindungi bumi dari sinar
ultra-violet . Karena perlindungannya itu tumbuh-tumbuhan,
binatang-binatang dan manusia dapat hidup lebih lama, dan bisa bertumbuh
lebih besar daripada keadaan zaman sekarang ini. Sebagai contoh adalah
buah-buahan yang dihasilkan di rumah kaca biasanya lebih besar daripada
yang dihasilkan di kebun.
Ketika Allah memberi tahu Nuh, bahwa hujan lebat akan turun,
maksud-Nya ialah lapisan uap air itu berubah menjadi air hujan. Maka
hujan lebat pun turun. Firman Allah melukiskan hujan itu demikian “…
terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah
tingkap-tingkap di langit” (Kejadian 7:11). Air Bah itu sebagian besar
disebabkan oleh curahan air yang dahsyat dari langit ke bumi.
Kemudian datanglah air bah. Tetapi Allah melindungi ciptaannya dengan
menyediakan satu bahtera yang menyelamatkan satu keluarga, dan juga
segala jenis makhluk yang bernafas.
Ketika keluarga Nuh dan semua makhluk binatang itu keluar dari
bahtera, dinosaurus-dinosaurus muda menyaksikan satu bumi yang sangat
berbeda dari bumi yang mereka pernah huni sebelumnya. Gunung-gunung
terjal, seperti Gunung Alpo dan Himalaya, muncul pada daerah pegunungan
yang jauh lebih datar sebelumnya. Ngarai-ngarai curam terbentuk oleh
arus air deras, yang mengkikis tanah lunak. Laut yang dangkal berubah
menjadi samudera yang dalam, seperti yang kita kenal pada zaman sekarang
ini.
Barangkali bumi memiliki lebih banyak tanah daratan, dan lebih banyak
lahan bagi tumbuh-tumbuhan dan makhluk-makhluk binatang sebelum Air
Bah. Setelah zaman itu, tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh sesubur dan
serimbun sebelumnya. Demikian pula rawa-rawa semakin langka. Padang
gurun mulai ada, sehingga sebagian dinosaurus sulit mendapat makanan.
Karena kekurangan bahan makanan, banyak dinosaurus mungkin mati
kelaparan. Sementara dinosaurus herbivora mulai punah, dinosaurus
karnivora terancam punah pula.
Radiasi sinar matahari mulai merusak segala yang hidup. Sebab sinar
ultra-violet yang berbahaya tidak lagi ditapis oleh lapisan uap air di
cakrawala. Akibatnya, masa hidup tumbuh-tumbuhan dan makhluk binatang
semakin pendek. Ini berarti dinosaurus tidak sempat bertumbuh sampai
menjadi raksasa seperti dahulu.
Cuaca bumi berubah begitu jauh setelah Air Bah. Cuaca di seluruh bumi
tidak lagi hangat atau pun lembab. Beberapa bagian dunia bahkan sangat
dingin. Mungkin sebagian dinosaurus tidak dapat menyesuaikan diri karena
perubahaan cuaca ini, sehingga mati kedinginan. Jadi kesimpulannya
banyak dinosaurus yang punah karena habitatnya berubah dan suhu bumi
berubah sehingga mereka tidak dapat bertahan hidup. Ada yang masih
bertahan hidup sampai jaman Ayub dan ada yang masih bertahan hidup
sampai sekarang.
Dinosaurus dalam bahtera Nuh ? Apa
muat ?
Apakah semua binatang dapat masuk ke bahtera Nuh, termasuk dinosaurus
? Bagaimana Nuh dapat mengangkut jutaan spesies binatang dalam bahtera ?
Di mana ia menempatkan Brachiosaurus yang tingginya 50 kaki dan berat
80 ton ? Tidak perlu menempatkan dinosaurus dewasa yang besar itu dalam
bahtera. Untuk menjaga kelangsungan jenisnya dapat dilakukan dengan cara
membawa bayi dinosaurus. Hal ini memudahkan masalah tempat tinggal
mereka di bahtera. Lebih jauh lagi, jutaan spesies tidak dimasukkan ke
dalam bahtera. Alkitab menyatakan bahwa Allah memerintahkan untuk
membawa sepasang setiap jenis binatang darat dan udara kecuali binatang
tidak haram yang digunakan untuk korban yaitu sebanyak 7 pasang. Saat
ini ada sekitar 20.000 spesies dari binatang darat dan udara yang masih
hidup (seperti mamalia, burung, reptil, dan amfibi). Kalau kita
mengasumsikan ada 20.000 spesies yang punah, maka berarti ada 40.000
species yang dimuat, atau kira-kira ada 80.000 binatang yang masuk ke
dalam bahtera.
Beberapa binatang besar, tetapi kebanyakan dari mereka, seperti
tikus, kadal, dan burung, cukup kecil. Ukuran rata-rata
binatang-binatang ini kira-kira sebesar ukuran domba. Bahtera Nuh
panjangnya kira-kira 450 kaki, tingi 45 kaki, dan lebar 75 kaki. Hal ini
berarti, dengan 3 dek, bahtera ini mempunyai lantai seluas lebih dari
100.000 kaki persegi. Kedelapan puluh ribu binatang ini dapat
disangkarkan dalam area sebesar 50.000 kaki persegi, menyebabkan separuh
ruang lainnya dapat digunakan untuk menyimpan makanan, udara, tempat
tinggal untuk Nuh dan keluarganya, dan lain-lain. Mungkin Allah
menyebabkan sebagian binatang berhibernasi (tidur selama musim
dingin/tidak aktif selama suatu periode tertentu), untuk meminimalkan
perawatan mereka. Air bah dilimpahkan ke bumi oleh Allah, dan dengan
keinginanNyalah Nuh, keluarganya, dan sepasang binatang darat, udara
dapat selamat, termasuk dinosaurus.
Dinosaurus Masa Kini
Walaupun reptil raksasa sudah punah (mungkin ada yang masih tersisa
dan tidak pernah ditemukan manusia), ada beberapa reptil kecil masih
hidup sampai sekarang ini. Kita tidak tahu pasti mengapa jenis reptil
kecil ini bisa bertahan hidup. Mungkin mereka dapat menyesuaikan diri
pada dunia sekitarnya yang sudah berubah. Makhluk-makhluk itu dikatakan
“kecil” karena dibandingkan dengan dinosaurus raksasa yang beberapa ton
beratnya. Namun demikian di antara makhluk melata yang bertahan hidup
ini, ada yang ratusan kilogram beratnya.
Di Pulau Komodo, Indonesia, hidup satu jenis kadal terbesar di dunia,
yakni Komodo. Sayang, hanya sekitar seribu ekor komodo yang masih hidup
sekarang ini.
Komodo mirip naga-naga pada lukisan zaman abad pertengahan.
Satu-satunya hal yang membedakan Komodo dari naga, ialah Komodo tidak
menyemburkan lidah api dari lubang hidungnya seperti naga dalam gambar
itu.
Kulit Komodo hitam mengkilat.. Cakar-cakar Komodo panjang dan tajam.
Kepalanya seperti berketopong baja. Lidahnya panjang dan berbilah, mirip
lidah ular.
Komodo dapat bertumbuh sepanjang hampir 3 meter dan beratnya
kira-kira 136 kg. Mereka suka menyantap bangkai binatang, seperti rusa,
babi hutan, kambing dan kerbau. Komodo dewasa bergerak lamban di darat,
Komodo kecil bergerak gesit, lincah seperti kera. Demikian lincahnya,
Komodo kecil pandai memanjat pohon. Belum banyak yang kita ketahui
tentang kebiasaan hidup Komodo, sehingga banyak perihal makhluk ini
masih merupakan misteri besar.
Di Pulau kecil Kariben hidup satu jenis kadal besar. Melihat rupanya,
timbul dugaan bahwa kita sedang berhadapan dengan satu makhluk mistik
dalam lukisan Mesir kuno. Kadal ini dinamai Mona Iguana sesuai nama
tempat asalnya, yakni Pulau Mona kecil berbentuk buncis. Pulau Mona
terletak di antara Puerto Rico dan Republik Dominika.
Kaki Kadal Mona Iguana pendek dan gemuk, begitu pula ekornya sangat
pendek. Tubuhnya besar berkeriput. Kepalanya besar, ditutupi oleh
benjolan-benjolan besar. Sebuah cula yang bertengger di moncongnya
membuatnya nampak buas dan garang.
Walaupun makhluk ini nampak buas, ia sebenarnya tidak berbahaya bagi
manusia ataupun bagi makhluk-makhluk binatang lainnya. Mona Iguana
adalah pemakan tumbuh-tumbuhan. Salah satu makanan kesukaannya ialah
buah manchineel. Buah itu dapat mengakibatkan penyakit mendadak, bahkan
kematian bagi manusia yang memakannya. Mona Iguana tidak harus makan
setiap hari.
Sekitar 95 persen dari waktu siangnya, Mona Iguana beristirahat di
dalam tanah. Berada di dalam tanah melindungi kadal ini dari pertarungan
dengan musuh, memelihara kestabilan suhu tubuhnya, menghemat cairan
dalam tubuhnya, dan menghemat tenaganya.
Kura-kura besar ini berasal dari Pulau Isabela di Lautan Pasifik.
Pulau Isabela termasuk kepulauan Galapagos, 965,4 kilometer di sebelah
barat dari Ekuador, Amerika Selatan.
Reptil berbentuk kubah ini terkenal sebagai makhluk berdarah dingin
terberat di dunia. Kura-kura jantan ada yang beratnya sampai 272 kg.
Berat kura-kura betina memang jarang yang lebih dari 136 kg. Usia
makhluk ini dapat mencapai 150 tahun.
Kura-kura Galapagos suka hidup santai. Setiap hari ia tidur kira-kira
16 jam. Ia bangun pukul 7 atau 8 pagi, kemudian berjemur di bawah
matahari dua-tiga jam lamanya, sampai badannya yang besar itu terasa
hangat. Pada sisa waktu hari itu ia mungkin bergerak beberapa meter saja
untuk mencari makanan.
Makanan makhluk raksasa ini aneka macam dan agak aneh. Ia melahap
jelatang dan buah per berduri. Seperti reptil Mona Iguana, ia menyukai
buah-buahan beracun yang berbahaya bagi manusia.
Kura-kura ini tidur pukul 4 atau 5 sore. Supaya tubuhnya tetap hangat
sepanjang malam, ia membenamkan setengah tubuhnya dalam lumpur. Lumpur
itu juga melindunginya dari serangan nyamuk. Esok harinya lumpur yang
melekat pada tubuhnya mengering dan melindunginya dari serangan
kutu-kutu kecil yang suka menyelusup ke dalam celah-celah kulitnya.
Jika kutu-kutu kecil menyelinap ke dalam tungkainya yang panjang dan
berkerut, ke kepala atau kakinya, ia cukup menjulurkan bagian tubuhnya
itu dan membiarkan burung kutilang mematuk habis kutu-kutu itu. Allah
mengatur makhluk-makhluk binatang sedemikian rupa supaya mereka dapat
saling menolong.
Sekitar 5 jam lamanya kura-kura betina yang akan bertelur menggali,
mengukur dan membentuk satu lubang. Kemudian dalam waktu kurang lebih 20
menit, ia bertelur sebanyak 17 butir. Selesai mengerami telur-telur
itu, sang induk menata ulang letak telur-telurnya dalam susunan
melintang di dasar lubang. Kemudian ia melapisi bagian atas telur-telur
itu dengan lumpur agar telur-telur itu tidak kedinginan di malam hari
dan tidak kepanasan di siang hari. Telur-telur itu menetas mulai dari 3
sampai 8 bulan kemudian, tergantung kepada keadaan suhu udara.
Selama satu sampai lima hari, bayi kura-kura bergumul memecahkan
kulit telurnya. Kemudian bayi itu harus mengorek sarang lumpurnya yang
sudah mengeras untuk dapat keluar. Umumnya bayi kura-kura berhasil
keluar setelah beberapa minggu, namun tidak dapat menunggu
berminggu-minggu untuk mendapat makanannya. Jadi apakah yang membuat
bayi kura-kura tidak mati kelaparan? Allah menciptakan satu kantong
kuning telur yang melekat pada perut bayi kura-kura itu. Kantong kuning
telur itu menyediakan makanan bagi bayi kura-kura selama 7 bulan bila
perlu. Setelah berhasil keluar, bayi kura-kura bebas berkeliaran seperti
buldoser mini yang beratnya sekitar 1 ons.
0 komentar:
Posting Komentar